PALESTINA, NEGARA UNTUK YAHUDI (ISRAEL)?
Analisis terjemahan QS. Al Maidah ayat 21-26
Oleh : Kurniawati, S.Pd
Palestina, siapa yang tidak kenal dengan negara ini. Setiap umat manusia yang ada dibelahan bumi ini mengenal negara ini. Meskipun negara ini tidak setenar kota Mekah dan Madinah dimesir. Namun, negara Palestina juga merupakan negara suci oleh umat Muslim. Palestina tercatat sebagai negara konflik, karena selalu berkonflik secara berkepanjangan dengan orang Yahudi Israel. Bahkan dikatakan kedua negara ini tidak akan damai hingga nabi Isa.as diutus kembali oleh Allah untuk menjelakan syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa kaum Israel adalah kaum Nabi Musa as. Kaum Israel banyak disebutkan dalam Al Qur'an sebagai kaum yang memiliki berbagai kelebihan diantara umat manusia lainnya. Kaum Israel punya kecerdasan yang luar biasa. Pada zamannya pun Nabi Musa di utus untuk memerangi Fira'un dan memerangi para pengikutnya yang penuh dengan kekuatan sihir. Sudah sangat jelas bukan, bagaimana bani Israel pada waktu itu sangat hebat luar biasa. Ya, bani Israel memang sangat hebat. Hingga Allah mengutus nabi Musa.as untuk berdakwah.
Lalu mengapa Israel yang terkenal dengan kaum luar biasa hebat bisa berkonflik sangat pelik dengan Muslim Palestina saat ini? Sebenarnya, dahulu semua umat beragama, terutama agama besar dunia Yahudi, Nasrani dan Islam hidup berdampingan. Mengapa tidak? Sudah jelas di Palestina menjadi kota suci untuk 3 agama besar sekaligus. Yahudi menganggap kota itu adalah kota yang harus dijaga karena kota tersebut adalah kota peninggalan nenek moyangnya. Kaum Nasrani pun berpendapat yang sama. Begitu juga Islam yang dimana Palestina adalah kota yang dilalui perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bahkan Baitul Maqdis pernah diperintahkan oleh Allah untuk menjadi kiblat umat Muslim.
Namun, keharmonisan tiga agama tersebut retak, pada tahun 1989 ketika ada seorang yang bernama Theodor Herzl bahwa tanah Palestina adalah milik kaum Yahudi. Kemudian, Herzl meminta dukungan dan bantuan pada seluruh kaum Yahudi yang ada di dunia untuk mendirikan sebuah negara Yahudi ditanah palestina dimana ia mengadakan konres Zionis dan mendapat 197 dukungan. Herzl kemudian menemui kaisar Jerman ke II yakni Wihelm II untuk membicarakan tentang Zionis. Sebenarnya sih, bukan Yahudi Palestina yang ingin mendirikan negara Yahudi dinegara itu, namun orang luar dari negara lain, misal negara adikuasa. Mereka melakukan banyak ekspedisi ke Pelestina agar orang-orang mereka cukup untuk memberontak kepada Paletina yang mayoritas Muslim. Yahudi merupakan kaum minoritas disana. Pertanyaannya, mengapa kaum minoritas bisa mengalahkan kaum mayoritas? Ya karena kaum minoritas tersebut meminta bantuan kepada negara-negara kuat pada negara adikuasa, sehingga mampu memporak porandakan kaum mayoritas.
Dari latar belakang, munculnya keinginan untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina, benarkah menurut Al Quran. Kita bisa tinjau pada QS. Al Maidah ayat 21-26.
Pada ayat ke 21 disana dikisahkan bahwa Nabi Musa.as memerintahkan kaumya untuk masuk ke negara Palestina dan memerangi musuhnya yang ada di negara tersebut. Sebagaimana bunyi ayatnya yang artinya:
Wahai kaumku! Masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh) nanti kamu menjadi orang yang rugi (Q.S.5.21)
Jelas sudah, kitab sebelumnya pasti akan menrangkan hal yang sama. Bisa jadi itulah yang menjadi rujukan kaum Israel saat ini. Namun, kita harus melanjutkan ayat-ayat setelahnya percakap nabi Musa.as dengan kaumnya.
Berkatalah dua orang laki-laki diantara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah. Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman (Q.S.5.22)
Dari ayat tersebut sangat jelas pula bahwa Nabi Musa memerintahkan kaumnya untuk menyerbu dari gerbang kota Palestina pada waktu itu. Hal ini sangat menarika, jika kaum Yahudi salah memaknakannya. Namun, tak perlu risau kita lanjutkan meninjau ke ayat berikutnya
Mereka berkata, Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka maih didalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap menanti disini saja (Q.S.5. 24)
Jelas sudah saat itu pula, kaum Yahudi Israel menolak ajakan nabi Musa untuk membebaskan tanah Palestina. Mereka takut dan hanya akan menunggu nabi Musa berperang menghadapi muuh sendiri. kita tanyakan apah benar sikap orang mukmin demikian???? Karena orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya tidak akan pernah menetang ketetapan Allah dan Rasulnya. Lalu apa yang terjadi setelah perkataan itu??? Nabi Musa Memohon kepada Allah memberikan petunjuk
Dia (Musa) berkata Ya Tuhanku, aku hanya menguasasi diriku sendiri dan sadaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang fasik itu (Q.S. 5.25)
Allah berfirman (Jika dekimian), maka Negeri itu terlarang buat mereka selama 40 tahun (selama itu) merek akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau bersedih hati (mamikirkan nasib) orang-orang fasik itu (Q.S.5.26)
Saudaraku yang dirahamati oleh Allah. Sudah sangat jelas dari penolakan itu nabi Musa.as meminta dijauhkan dari kaumnya yakni Yahudi, dan Allah pun berfirman bahawa negara palestina terlarang untuk orang-orang Yahudi. Disini dapat kita pahami bahwa Allah telah melarang kaum Yahudi memasuki negara palestina sampai 40 tahun. Ketahilah 40 tahun merut Allah tidak sama dengan 40 tahun perhitungan manusia. Maka dari itu, mari kita sama-sama mendokan atas pembebas negara Palestina.
Waallahualam bisshowab
Comments
Post a Comment